Minggu, 10 Februari 2013

My Story In Holland di Rumah Dunia




(10/2) Hujan yang awalnya begitu deras, tiba-tiba terhenti sejenak. Waktu itu persis pukul 14.15. Sebuah mobil berwarna silver mendekati Rumah Dunia, sebuah komunitas literasi yang sudah berdiri lebih dari 10 tahun itu. Sekitar 70-an peserta diskusi telah menanti kedatangan Yasmin Azzahra sang penulis buku My Story in Holland dan pembedah buku Wanda Hamidah, seorang selebritis yang hari-hari ini mencuat namanya. Awalnya, mungkin sebagian orang ingin mengetahui lebih dekat dengan Wanda Hamidah, namun kehadiran Yasmin yang dibopong ke kursi roda oleh Alpha Amirrachman, ayahnya, langsung membuat semua terkesima. Ya, penulis cilik berusia 13 tahun tersebut ternyata penderita Cerebral Palsy (CP).

Sebelum diskusi dimulai, Alpha menjelaskan bahwa Cerebral Palsy yang diderita Yasmin merupakan kelainan dari fungsi motorik, sehingga Yasmin kesulitan untuk berbicara dan tidak bisa berjalan, namun hal tersebut tidak terlalu mengganggu pada fungsi kerja otak sehingga Yasmin tetap bisa mengetik di komputer.
Lalu dengan terbata-bata, Yasmin menjelaskan proses kreatifnya waktu ia menulis buku tersebut. Secara umum, buku yang ditulisnya merupakan catatan harian ketika ia hidup di Belanda mengikuti ayahnya yang sedang menyelesaikan program Doktor. Buku yang ditulis oleh Yasmin merupakan buku kedua setelah pada umur 11 tahun, ia meluncurkan novel dengan tema serupa.

Sementara itu, Wanda Hamidah yang dikenal juga sebagai aktivis Hak Asasi Anak menjelaskan bahwa apa yang dilakukan oleh Yasmin dengan segala keterbatasannya sangat luar biasa. Hal ini terjadi karena ada bantuan yang luar biasa dari orangtua dan lingkungan yang mendukungnya. Sebagai anggota legislatif di DPRD Jakarta, ia dan rekan-rekannya berhasil menggolkan Peraturan Daerah yang mewajibkan sekolah-sekolah dilakukan secara inklusif, dengan menerima siswa-siswa yang berkebutuhan khusus.
Para peserta yang ikut berdiskusi saat itu cukup antusias. Bahkan buku yang dijual seharga Rp. 25.000, dalam waktu 1 jam terjual 50 eksemplar.  Seorang guru yang mengajukan pertanyaan kepada Yasmin malah menangis. “Saya sangat bangga dengan apa yang dilakukan Yasmin, untuk itulah kenapa saya menangis,” ucapnya. (fv)