Kamis, 06 Maret 2014

ATRIBUT CALEG MASUK KAMPUS, ANAK KETUA DPRD MARAH DITEGUR DOSEN




Keprihatinan civitas akademika Untirta mengenai maraknya kendaraan beratribut partai masuk ke kampus, kian membesar. Hal itu menjadi perhatian sekaligus kekesalan tersendiri bagi warga kampus. Padahal menurut Peraturan KPU no 17 Tahun 2013, atribut partai dilarang masuk ke lembaga pendidikan. Beberapa mahasiswa dan dosen yang kesal dengan kejadian tersebut, melakukan berbagai cara, mulai dari mengingatkan secara langsung kepada pengendara yang memakai atribut partai, memotret kendaraan lalu diunggah ke media sosial, hingga melaporkan kepada Bawaslu.

Atas respons dari kalangan civitas akademika yang dilandasi oleh keamanan, kenyamanan, serta demi menjaga dan menghormati Untirta sebagai lembaga akademik, Untirta melalui Kabag Umum dan Perlengkapan BUKK membuat surat edaran bernomor: 0239/UN43.7/TU/2014 yang isinya melarang kendaraan beratribut partai masuk ke dalam lingkungan kampus Untirta. Kendati demikian, nampaknya beberapa pengendara tidak menggubris Peraturan KPU maupun surat edaran tersebut. Dari pantuan pagi hingga sore tadi, terdapat tiga mobil beratribut partai yang masuk ke Untirta.

Gandung Ismanto, dosen sekaligus PD III Fisip Untirta, menemukan kendaraan dengan Nopol A 6 RA, berwajah Aeng Haerudin, caleg dari Partai Demokrat yang sekarang sedang menjabat Ketua DPRD Banten. Ketika difoto oleh beberapa dosen, pemilik mobil yang mengaku sebagai anak Aeng, marah dan tidak berkenan mobilnya difoto. “Sering saya pakai mobil ini ke kampus, nggak ada yang melarang saya!” katanya. Lalu Gandung menjelaskan mengenai peraturan KPU serta surat edaran dari Untirta. Bukannya menyadari kesalahannya, Agra, mahasiswa semester 4 di Fakultas Hukum Untirta ini malah tersinggung dan langsung membawa mobilnya keluar dari parkiran kampus. Di dalam mobil, dia berteriak, “nggak begini caranya kalau ngasih tahu orang.” Dengan tenang, Gandung memberitahu, “kalau Anda tersinggung, silahkan bawa ke ranah hukum. Sampaikan salam saya untuk Bapak (Aeng) ya.”


Perihal maraknya kendaraan beratribut partai, Abdul Salam, mahasiswa Untirta semester enam mengaku lucu melihat tindak tanduk mereka. “Ya, lucu saja. Mereka yang katanya calon legislatif tapi tidak mengindahkan peraturan. Saya yakin mereka tahu bahwa atribut partai dilarang masuk ke lembaga akademik, mereka pura-pura bodoh saja dengan harapan calon tersebut bisa dipilih nantinya.” (FV)