Keprihatinan civitas
akademika Untirta mengenai maraknya kendaraan beratribut partai masuk ke
kampus, kian membesar. Hal itu menjadi perhatian sekaligus kekesalan tersendiri
bagi warga kampus. Padahal menurut Peraturan KPU no 17 Tahun 2013, atribut
partai dilarang masuk ke lembaga pendidikan. Beberapa mahasiswa dan dosen yang
kesal dengan kejadian tersebut, melakukan berbagai cara, mulai dari
mengingatkan secara langsung kepada pengendara yang memakai atribut partai,
memotret kendaraan lalu diunggah ke media sosial, hingga melaporkan kepada
Bawaslu.
Atas respons dari
kalangan civitas akademika yang dilandasi oleh keamanan, kenyamanan, serta demi
menjaga dan menghormati Untirta sebagai lembaga akademik, Untirta melalui Kabag
Umum dan Perlengkapan BUKK membuat surat edaran bernomor: 0239/UN43.7/TU/2014 yang
isinya melarang kendaraan beratribut partai masuk ke dalam lingkungan kampus
Untirta. Kendati demikian, nampaknya beberapa pengendara tidak menggubris
Peraturan KPU maupun surat edaran tersebut. Dari pantuan pagi hingga sore tadi,
terdapat tiga mobil beratribut partai yang masuk ke Untirta.
Gandung Ismanto, dosen
sekaligus PD III Fisip Untirta, menemukan kendaraan dengan Nopol A 6 RA,
berwajah Aeng Haerudin, caleg dari Partai Demokrat yang sekarang sedang
menjabat Ketua DPRD Banten. Ketika difoto oleh beberapa dosen, pemilik mobil
yang mengaku sebagai anak Aeng, marah dan tidak berkenan mobilnya difoto. “Sering
saya pakai mobil ini ke kampus, nggak ada yang melarang saya!” katanya. Lalu
Gandung menjelaskan mengenai peraturan KPU serta surat edaran dari Untirta.
Bukannya menyadari kesalahannya, Agra, mahasiswa semester 4 di Fakultas Hukum
Untirta ini malah tersinggung dan langsung membawa mobilnya keluar dari
parkiran kampus. Di dalam mobil, dia berteriak, “nggak begini caranya kalau ngasih
tahu orang.” Dengan tenang, Gandung memberitahu, “kalau Anda tersinggung,
silahkan bawa ke ranah hukum. Sampaikan salam saya untuk Bapak (Aeng) ya.”
Perihal maraknya
kendaraan beratribut partai, Abdul Salam, mahasiswa Untirta semester enam
mengaku lucu melihat tindak tanduk mereka. “Ya, lucu saja. Mereka yang katanya
calon legislatif tapi tidak mengindahkan peraturan. Saya yakin mereka tahu
bahwa atribut partai dilarang masuk ke lembaga akademik, mereka pura-pura bodoh
saja dengan harapan calon tersebut bisa dipilih nantinya.” (FV)